Segara Gunung Tak Menepi
Cok Sawitri
mati
sebab jalan pulang
ke gunung
‘yang berenang itu
kecipak nyali di rahim’
tak mendaki
tak berkaki
tak setindak
niscaya
seketika
tiba
gunung segara menepi
‘yang tak kenal segara
itu gunung menepi
dalam rahim’
lahirlah
matilah
biar itu
lalu lalang
lalu kenal jalan pulang
(Denpasar, 22 Agustus 2023)
Cok Sawitri was a Balinese journalist, novelist, playwright, poet, and activist. Her poetry, short stories, essays, and feature articles have appeared in major national literary publication. Translations of her work have appeared in Bali: Living in Two Worlds (2002) and Bali Rediscovered (2004). Her most recent published work is The Jirah Trilogy, comprising three novels: Janda Dari Jirah, Si Rarung, and Manggala Kalki, each offering three distinct narratives. The first novel of the trilogy series Janda Dari Jirah (The Widow from Jirah), was short-listed for the 2006-2007 Khatulistiwa Literary Award. She has staged eighteen dramatic works and is well known in Bali and beyond for her work in community development and women's empowerment.
Cok Sawitri adalah seorang sastrawan, penyair, prosais, dan dramawan. Selain sebagai seniman, ia juga kerap terlibat di dalam gerakan sosial. Ia juga aktif menulis untuk beragam media massa seperti Bali Post, Bali Echo, Nusa Tenggara, Lalitudes, Jurnal Kalam, Kompas, Gatra, Jurnal Perempuan, The Jakarta Post, Bali Rebound, dan lain-lain. Ia adalah pendiri dan aktif bergerak di Forum Perempuan Mitra Kasih Bali dan Kelompok Tulus Ngayah Bali. Sebagai seniman dan aktivis sosial, pengalaman Cok Sawitri terbilang cukup kaya. Ia telah mengikuti banyak workshop, memberikan materi, simposium, dan lain sebagainya baik di dalam mau pun di luar negeri. Ia juga terpilih sebagai Tokoh Seni Pilihan Tempo 2018 untuk kategori Seni Pertunjukan. Karya terbesar Cok Sawitri adalah buku trilogi Jirah yang terdiri dari tiga novel yaitu Janda dari Dirah, Si Rarung, dan Manggali Kalki.